Rabu, 24 September 2014

Wonderful Bengkulu

Provinsi Bengkulu yang sama dengan nama ibu kotanya yaitu Bengkulu merupakan kota pesisir yang awalnya Bencoolen.

Bengkulu akan megingatkan Anda pada Sir Thomas Stamford Raffles yang diangkat oleh Kerajaan Inggris untuk menjadi Gubernur Bengkulu tahun 1818. Dia tiba di Bengkulu bulan Maret 1818 didampingi oleh isterinya Lady Sophia Raffles dan seorang Kepala Adat Jawa Raden Rana Dipura. Ketika Raffles tiba di Bengkulu dia menemukan Bengkulu yang luluh lantak akibat gempa bumi, oleh karena itu kota Bengkulu disebut dengan istilah “Tanah Mati”. Namun setelah itu, Raffles bersama-sama dengan rakyat Bengkulu membangun dan membangkitkan kembali Kota Bengkulu dari puing-puing Tanah Mati. Maka tidak mengherankan jika sisa pengaruh Inggris masih terasa sampai saat ini.

Bengkulu terletak di pesisir barat Pulau Sumatra dan berhadapan langsung dengan Samudera Indonesia. Bengkulu berada pada koordinat 300 45’ – 300 59’ LS dan 1020 14’ - 1020 22’ BT dengan luas wilayah 151,7 km². Penduduk yang mendiami kota ini berasal dari berbagai suku bangsa, di antaranya suku Melayu, Rejang, Serawai, Lembak, Bugis, Minang, Batak dan lain-lain.  Bengkulu memiliki obyek wisata yang beragam dari wisata alam, wisata bahari, wisata sejarah, dan wisata budaya.

Wisata alam yang dapat Anda kunjungi adalah Pantai Panjang, dimana Anda akan disambut pohon cemara rindang yang menghiasi sepanjang pantai. Ada juga Pantai Pasir Putih dekat pelabuhan Samudra Pulau Baii sekitar 19 km dari kota Bengkulu dengan pantainya yang bersih dan pasirnya yang putih. Di Pulau Tikus Anda dapat berwisata bahari sambil melihat pulau-pulau kecil yang mengitari dengan karang-karang yang indah.

Mengapa juga tidak Anda coba ke Danau Dendam Tak Sudah yang dikelilingi oleh perbukitan kecil dengan Bukit Barisan sebagai latar belakangnya. Di sini tumbuh Anggrek air Vanda hookeriana di sepanjang danau. Ketika musim bunga, maka Anda dapat nikmati bagaimana anggrek tersebut membuat danau menjadi indah menawan dan sejuk.

Bengkulu memiliki kekayaan flora unik seperti Raflessia arnoldy yang ditemukan pertama kali oleh Sir Thomas Raffles dan Dr. Arnoldy di Dusun Lubuk Tapi tahun 1818. Bunga ini adalah bunga terbesar di dunia berdiameter 100 cm. Bunga ini membutuhkan 6 sampai 8 bulan untuk tumbuh dan 15 hari setelah itu untuk berbunga. Keunikan dari bunga ini adalah tidak memiliki akar, daun dan batang. Tumbuhan ini termasuk parasit kerena memiliki klorofil dan haustoria yang mengeluarkan bau cukup menyegat busuk untuk menarik serangga. Bunga ini sering tumbuh dan ditemukan di Taba Penanjung I dan Taba Penanjung III  sekitar Bengkulu Tengah, daerah di wilayah kabupaten Kepahiang, dan daerah di wilayah kabupaten Rejang Lebong.
dikenal dengan nama

Ada juga bunga Kibut (Amorphopalus titanuum). Bunga ini sangat menarik dan cantik karena tidak memiliki batang tetapi memiliki bunga yang tingginya mencapai 3 m dan kuat tumbuh di atas tanah. Bunga ini tumbuh di sekitar Rejang Lebong mengelilingi Kepahiang, Bengkulu Utara, dan Bengkulu Selatan.

Bengkulu juga memiliki beragam tanaman anggrek di antaranya anggrek air atau Vanda hookeriana. Anggrek air ini hanya terdapat di Danau Dendam Tak Sudah terletak sekitar 5 km dari kota Bengkulu. Beberapa macam anggrek liar dan alami lainnya dapat Anda ditemukan di provinsi Bengkulu.

Bengkulu memiliki berbagai macam kekayaan hutan seperti kayu medang, meranti, rattan, dan damar. Sementara tanaman lainnya yang dibudidayakan oleh masyarakatnya adalah minyak sawit, getah karet, kopi, durian, jeruk, dan sayuran.

Di Bengkulu dapat juga Anda temukan upacara adat Tabot, yaitu upacara tradisional tentang kepahlawanan Husein cucu Nabi Muhammad yang gugur dalam peperangan melawan Yazid. Perayaan ini pertama kali dilakukan oleh Syeh Burhanuddin yang dikenal sebagai Imam Senggolo tahun 1685. Syeh Burhanuddin menikah dengan wanita Bengkulu dan kemudian anak, cucu, dan keturunannya disebut sebagai keluarga tabot. Upacara ini dilaksanakan 1 sampai 10 Muharram bulan Islam, karena itu Anda jangan sampai terlewat untuk menyesuaikan dengan tanggal Masehi saat mengunjungi Bengkulu. Upacara Tabot digelar setiap tahun. Ada juga upacara lainnya yang mengiringi Tabot seperti Upacara Mengambil Tanah, dilakukan tanggal 1 sampai 4 Muharram. Duduk Penjah setiap 5 Muharram, Menjara setiap 5-6 Muharram. Anak Jari-Jari dan Sorban setiap 7-8 Muharram. Arak Gedang setiap  9 Muharram dan Pembuangan Tabot setiap 10 Muharram.

Fauna yang ada di Bengkulu beraneka ragam seperti macan, kijang, gajah, monyet, dan rangkong. Ada juga tempat latihan hewan gajah yaitu di Way Kambas Elephant Training Center (ETC) di Seblat yang terletak di sebelah sungai Seblat, Putri Hijau, Bengkulu utara. Tempat latihan ini adalah salah satu dari tempat latihan yang ada di Indonesia (ETC lainnya ada di Lhokseumawe, Aceh; Sebangau, Riau; dan Sebokor, Sumatera Selatan). Untuk mengunjunginya Anda dapat menggunakan kendaraan roda empat. terletak 132 km dari Bengkulu atau sekitar 3 jam perjalanan.

Bengkulu memiliki taman laut sekitar Pulau Enggano, Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS), Taman Berburu di Gunung Nanu'ua, dimana hutannya yang masih alami yang terletak di pulau Enggano. Anda dapat berburu banteng liar, bore (babi liar), kijang, monyet, dan beberapa jenis hewan lainnya.

Sejarah

Sejarah Bengkulu kurang dikenal luas, bahwa duhulunya Bengkulu merupakan wilayah yang terdiri dari kerajaan-kerajaan kecil berdasarkan etnis seperti Kerajaan Sungai Serut, Kerajaan Selebar, Kerajaan Pat Petulai, Kerajaan Balai Buntar, Kerajaan Sungai Lemau, Kerajaan Sekiris, Kerajaan Gedung Agung, dan Kerajaan Marau Riang. Majapahit sempat menguasai seluruh Bengkulu, kemudian lepas setelah kerajaan besar ini runtuh. Sebagian wilayah Bengkulu juga pernah berada di bawah kekuasaan Kerajaan Inderapura abad ke-17.

Bengkulu kemudian dikuasai Inggris dan memonopoli lada, namun wabah malaria yang terus menerus membuat Inggris berpikir kembali untuk menguasainya dan menganggapnya bukan wilayah yang menjanjikan. Meski sebelumnya ketika Sir Thomas Stamford Raffles datang ke Indonesia tahun 1818 sebagai wakil kerajaan Inggris dan sukses mengembangkan perdagangan lada di Bengkulu dan memerintahkan masyarakat Bengkulu menanam kopi, pala dan tebu. Setelah Perjanjian London tahun 1824, Bengkulu diserahkan ke Belanda, dengan imbalan Malaka sekaligus penegasan atas kepemilikan Tumasik atau Singapura dan Pulau Belitung. Sejak perjanjian itu Bengkulu menjadi bagian dari Hindia Belanda.

Pada tahun 1930-an, Bengkulu sempat menjadi tempat pembuangan sejumlah aktivis pejuang kemerdekaan, termasuk Ir. Sukarno yang diasingkan ke sini tahun 1938-1941. Di masa inilah Sukarno berkenalan dengan Fatmawati yang kemudian menjadi isterinya.

Transportasi

Provinsi Bengkulu mudah diakses melalui transportasi darat, udara dan laut. Anda dapat menaiki bus langsung dari Medan, Padang atau Jakarta. Setiap hari ada banyak maskapai penerbangan terbang ke Bengkulu. Namun jika Anda ingin menggunakan transportasi laut maka ada kapal laut domestik dari Jakarta, Padang dan Medan yang berhenti di Pelabuhan Baai, Bengkulu.  

Masyarakat dan Budaya

Kebanyakan penduduk Bengkulu adalah  berbudaya Melayu dan kebiasaannya mirip dengan provinsi-provinsi di Sumatra. Masyarakat Bengkulu mengembangkan tulisan sendiri yang disebut dengan ka-ga-nga.

Bengkulu memiliki kerajinan tradisional batik besurek, yakni kain batik yang dihiasi huruf-huruf Arab gundul. Seni musiknya adalah Geritan, yaitu cerita sambil berlagu; Serambeak, yang berupa patatah-petitih; andi-andi, yaitu seni sastra yang berupa nasehat. Tari tradisionalnya adalah, antara lain, Tari Tombak Kerbau, Tari Putri Gading Cempaka, Tari Sekapur Sirih, Tari Pukek, Tari Andung, dan Tari Kejai.

Kuliner

Seperti halnya provinsi lain di Indonesia, Bengkulu juga memiliki masakan khas daerah yang nikmat dan terkenal, di antaranya adalah pendap, gulai tempoyak, dan bagar kambing. Sisihkan waktu Anda saat berkunjung ke Bengkulu untuk menyantap beberapa kuliner lezat tersebut.


Pendap adalah masakan lezat yang bahan utamanya olahan ikan segar yang dimasak dengan dibumbui rempah-rempah meliputi bawang putih, kencur, cabai, dicampur parutan kelapa muda. Ikan kaya bumbu ini kemudian dibungkus daun talas, lalu direbus selama tidak kurang dari 8 jam. Pendap paling enak dimakan bersama-sama sepiring nasi panas.


Gulai tempoyak atau lebih dikenal dengan tempoyak saja adalah hidangan yang terbuat dari durian segar yang difermentasi. Durian tersebut kemudian dimasak dengan menambahkan cabai dan garam. Meskipun tempoyak juga dikenal di daerah lain di Indonesia, di Bengkulu, tempoyak dicampur dengan udang dan bukannya ikan sebagaimana halnya di provinsi lain. Karena aroma tempoyak ini kuat dan menyengat, sebaiknya tempoyak digunakan sebagai bahan tambahan dalam hidangan lainnya.


Sementara itu, Bagar kambing adalah daging kambing yang dimasak bersama sejumlah rempah-rempah sebagai bumbu meliputi ketumbar, pala, lada, asam, laos, bawang putih, pasta cabai, dan kelapa sangrai.
Sumber

Tidak ada komentar:

Posting Komentar