Rabu, 24 September 2014

Pandu's Key

Hello guys !
mungkin banyak mahasiswa baru yang beranggapan bahwa PelatihanAplikasi Teknologi Informasi (PATI) merupakan slah satu hal yang membosankan. Ya, menurut saya itu adalah kabar burung atau bualan semata. Mengapa? karena ada pepatah mengatakan bahwa experience is the best teacher. nah, bagaimna kita bisa memutuskan bahwa itu membosankan kalo kita belum mencoba. seperti yang saya alami, justru hanya dengan waktu yang singkat yaitu satu minggu membuat saya merasa bahwa waktu yang diberikan sangat singkat dan ingin menambahnya lagi. nah mengapa ? Karena disana kita mendapat ilmu-ilmu atau pelajaran tentang internet yang tidak pernah kita duga, seperti membuat blog yang cantik, bervariasi, dan lain-lain. tidak hanya itu, biasnya kita juga diwejangi dengan kata-kata motifasi dan lain sebagainya. sehingga kita tidak merasa bosan ataupun bete. jadi, buat kalian yang beranggapan bahwa PATI membosankan, itu salah. Mari buktikan bersama dengan mengikuti PATI .

Implementasi Perkembangan Teknologi bagi Masyarakat Indonesia sebagai Masyarakat Informasi

Perkembangan dunia teknologi dan informasi dapat berkembang karena adanya keinginan dari para pelaku komunikasi untuk hidup yang lebih mudah dan efisien. Segala upaya dilakukan dalam pencapaianya dengan memanfaatkan sumber daya manusia dan sumber daya alam yang ada. Inovasi demi inovasi tercipta dan dikomunikasikan ke seluruh kalangan. Contoh yang sangat konkrit dari penyampaian inovasi yang sangat berlaku dalam kalangan masyarakat kita adalah program Keluarga Berencana (KB) yang marak pada era Orde Baru oleh pemerintah.
Proses pengkomunikasian dimana suatu inovasi melalui saluran tertentu dalam jangka waktu tertentu di antara para anggota suatu sistem sosial dinamakan difusi. Difuisi inovasi dalam program Keluarga Berencana dinyatakan berhasil karena mampu menurunkan angka kenaikan jumlah penduduk yang sangat pesat di Indonesia saat itu dan mulai menghapuskan paradigma “banyak anak, banyak rejeki” di kalangan masyarakat. Pada pelaksanaannya, difusi inovasi Keluarga Berencana ini  menggunakan saluran interpersonal dari para tokoh masyarakat dan pemuka pendapat yang didukung oleh saluran komunikasi media massa. Dalam kurun waktu tertentu, akhirnya program pemerintah tersebut  dapat dimengerti, dipahami, diterima, dan diimplementasikan oleh rakyat Indonesia.
Kita dapat mencoba menilai seberapa berhasilkah inovasi-inovasi yang dilakukan dalam bentuk program maupun barang atau jasa. Kali ini penulis mencoba mengkaji program pemerintah dengan pengadaan kompor gas 3 kg. masyarakat pedesaan membutuhkan pemahaman dan alasan yang lebih agar dapat berpindah dari penggunaan minyak tanah atau kayu bakar ke kompor gas ini. Apakah program tersebut berhasil diterima oleh target dari program ini? Sekilas mungkin terlihat jelas kegunaannya, tapi disini kita mencoba mengkaji alasan mengapa inovasi itu bisa diterima masyarakat berdasarkan ciri dari inovasi itu sendiri. Ada beberapa cirri dari inovasi, antara lain ; Relative advantage (keuntungan relative), compatibility (kesesuaian), complexity (kerumitan), Triability (kemungkinan dicoba) dan observability (kemungkinan diamati). Berdasarkan teori-teori tersebut, pengadaan kompor gas 3 kg memiliki nilai keuntungan yang relatif karena pengadaan gas ini dirasakan lebih baik khususnya dari segi ekonomis daripada penggunaan minyak tanah dan kayu bakar. Pengadaan kompor gas ini juga memiliki nilai kesesuaian dengan kebutuhan masyarakat khususnya masyarakat ekonomi rendah yang memiliki mobilitas dalam dunia dagang. Kini pedagang dapat membawa kompornya sendiri dengan menggunakan gerobak tanpa membawa kayu bakar atau khawatir minyak tanahnya berserakan. Tingkan kerumitannya yang rendah membuat semua kalangan dapat memanfaatkan gas 3 kg ini sehingga kemungkinan dicobanya sangat tinggi dan program ini dapat sangat mudah diamati oleh pemerintah selaku pelaku dari program pengadaan gas 3 kg ini. Terlepas dari banyaknya kasus ledakan dari akibat kebocoran gas ini, pengadaan gas 3 kg dapat di terima dengan baik oleh masyarakat secara luas.
Keberhasilan program keluarga berencana dan pengadaan gas 3 kg dapat berhasil karena adanya pemanfaatan yang maksimal dari teknologi komunikasi yang ada. Saat program KB dicanangkan pemerintah, seluruh media massa  digunakan pemerintah untukn mengkomunikasikan program ini. Lain halnya dengan pengadaan gas 3 kg, penulis mengamati bahwa sangat jarang menemukan pengkomunikasian maupun iklan dari keberadaan gas 3 kg ini. Saluran komunikasi khususnya media massa digunakan secara maksimal ketika kasus-kasus kebocoran gas mulai muncul di kalangan masyarakat. Kedua upaya yang dilakukan pemerintah ini dapat berhasil karena terdapat ketersediaan sumber daya manusia yang menguasai dan terampil dalam pengoprasian penerapan teknologi komunikasi yang terus berkembang.
Dalam implementasi teknologi komunikasi ini diperlukan suatu pendekatan sosio-kultural. Artinya, segala kegiatannya haruslah memandang keyakinan maupun norma yang ada di kalangan masyarakat. Hal ini dianggap penting karena masyarakat merupakan sekumpulan orang yang melek terhadap teknokom. Mereka merupakan orang yang menguasai lingkungan mereka, sehingga tidak mudah memberikan informasi yang baru terhadap mereka. Segala informasi dijadikan sebagai kegiatan utama dalam suatu keadaan masyarakat.  Keberadaan teknologi informasi digunakan secara penuh guna mencapai keuntungan dalam segala aspek kehidupan. Segala keadaan tersebut memnbuat masyarakat kita ini dikenal sebagai masyarakan informasi.
Masyarakat informasi memiliki kebutuhan informasi yang sangat tinggi dalam kehidupan sehari-hari. Masyarakat informasi memanfaatkan teknologi informasi untuk kegiatan sehari-harinya guna mendukung efisiensi kerja. Jika dibandingkan dengan masyarakat agraris dan masyarakat industri, masyarakat informasi memiliki perbedaan yang sangat jelas satu sama lain. Jika dilihat dais umber daya yang diolah, masyarakat agraris mengelola Sumber daya alam seperti air , tanah, dan manusia. Masyarakat industry mengelola tenaga baik listrik, maupun bahan bakar. Sedangkan masyarakat informasi, transmisi data dan omputer lah yang dikelola. Selain itu, jika dilihat dari kahlian SDM yang dibutuhkan, masyarakat informasi membutuhkan pekerja profeisonal dengan skill tinggi khususnya dalam dunia ilmu pengetahuan dan teknologi. Sedangkan masyarakat agraris hanya membutuhkan SDM seperti petani (tanpa skill tertentu) dan masyarakat industry hanya membuituhkan ahli mesin maupun pekerja skill khusus.
Keberadaan  masyarakat informasi selaku salah satu bentuk perubahan tentu saja memiliki nilai positif maupun nilai negative. Secara positif, masyarakat informasi dapat menambah wawasan tentang pemanfaatan teknologi sebagai sarana pembelajaran dengan sangat cepat. Kini kita dapat mengetahui informasi penting yang beredar di kancah internasional. Bayangkan, tanpa adanya tayangan televise, darimana kita dapat mengetahui gambaran secara langsung kejadian tertabraknya gedung kembar WTC oleh pesawat?
Teknologi informasi membuat kita dapat melihat dunia dengan mudah dengan segala perkembangannya. Sisi negatifnya, adanya teknologi informasi membuat orang luar dapat dengan mudah masuk ke indonesia dengan membawa nilai dan norma yang belum tentu sesuai dengan indoneisa. Kini Negara bagian barat masih sangat menguasai informasi dan dampaknya sangat terasa di Negara-negara timur seperti Indonesia yang menjunjung tinggi norma kesopanan. Akibatnya yang sangat terasa adalah model pakaian yang marak dipakai anak muda. Model pakaian yang terus memperlihatkan keindahan bagian tubuh sangat tidak sesuai dengan norma dan nilai yang berlaku khususnya di Negara yang mayoritas beragama islam seperti Indonesia.
Sebagai bangsa yang memiliki pegangan atas keberangsungan hidup bermasyarakat, Indonesia sebagai negara yang memiliki ideology pancasila dianggap layak menjadikannya filter atas pengaruh luar. Di dalamnya sudah tercantum nilai-nilai ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan, dan keadilan. Sebagai negara yang memiliki jumlah suku dan adat yang berlimpah dan beraneka ragam, kearifan local atas norma dan nilai yang dianut juga menjadi salah satu filter yang ideal untuk menjaga keutuhan bangsa Indonesia yang beradab. Hal-hal tersebut sudah membuktikan bahwa Indonesia bisa terus bertahan dengan kearifan lokalnya masing-masing dan dikenal di mata dunia atas keramah tamahan masyarakatnya dan itulah sebab mengapa kesopanan ini dianggap sebagai kepribadian bangsa indonesia.
Media massa maupun para praktisi melihat hal ini sebagai masalah yang serius bagi bangsa Indonesia. Namun penulis menilai bahwa dampak-dampak ini tidak akan mempengaruhi indoneisa secara keseluruhan karena adanya kesenjangan digital di Indonesia. Kesenjangan digital menyatakan bahwa segala informasi yang disebarkan melalui kemajuan teknologi yang sangat tinggi tidak dapat diterima khalayak karena keterbatasan khalayak dalam mencapai teknologi tersebut. Kesenjangan digital dapat menghambat penyampaian informasi itu sendiri atau bahkan menjadi penyebab dari tidak sampainya informasi tersebut. Selanjutnya, kesenjangan digital ini dapat menjadi penghambat akan pembangunan bangsa.
Kesenjangan sosial tersebut didefinisikan oleh OECD tahun 2001 sebagai suatu gap/kesenjangan antar individu, kelompok, bisnis dan area geografis pada level sosial-ekonomi yang berbeda, dimana sangat membutuhkan akses teknologi informasi dan komunikasi serta penggunaan internet untuk berbagai aktivitas kehidupan. Masalah kesendangan digital di Indonesia didasar atas tidak meratanya pembangunan infrastruktur jaringan komunikasi dan dan regulasi di berbagai daerah. Penulis mengamati akan keberadaan kesenjangan digital dalam dunia pendidikan. Kini, pemerintahan pusat yang bergerak di bidang pendidikan sedang mengkampanyekan e-learning dalam kurun waktu beberapa tahun terakhir. Padahal, beberapa daerah di Indonesia masih belum bisa menerima program tersebut. Masih banyak dari daerah di indoneisa, khususnya diluar pulau jawa masih menggunakan kapur dalam menulis di depan kelas. Bahkan, provinsi banten yang merupakan tetangga dari provinsi DKI Jakarta yang merupkan pusat pemerintahan Indonesia masih memiliki sarana yang sangat tidak mendukung kegiatan pembelajaran seperti ruang kelas yang tidak kondusif dan atap yang bolong.
Kesenjangan digital ini sudah sangat diakui khususnya oleh menteri komunikasi dan informatika, Tifatul Sembiring yang menyatakan bahwa terdapat kesenjangan digital antara pusat dan daerah di Indonesia. Kesenjangan itu terjadi dari masih minimnya infrastruktur informasi dan komunikasi di wilayah Indonesia timur. Menanggapi persoalan ini, pemerintah mengungkapkan sudah memiliki lima kunci sukses dalam menghadapinya antara lain menempatkan teknologi informasi sebagai pilar bangsa, menjadikan teknologi sebagai  penghasil devisa baru, teknologi sebagai penyerap tenaga, kerja, teknologi menjadi alat mencerdaskan bangsa, dan teknologi sebagai alat demokrasi dan menjaga NKRI.
Rencana yang dicanangkan tersebut patut mendapat dukungan dari kita sebagai masyarakat yang baik. Namun jika semua hal tersebut sudah berhasil dilakukan, masyarakat hanya dapat kembali berusaha menjadi masyarakat yang cerdas dalam memanfaatkan teknologi informasi. Hal ini menunjukan bahwa masyarakat sudah menjadi masyarakat informasi dan mulai selektif dalam mendapatkan informasi. Masyarakat informasi memiliki pola pikir yang terus berkembang sejalan dengan perkembangan informasi guna mendapatkan dampak positif semaksimal mungkin dari teknologi informasi. Kita harus mulai memaklumi pula dampak dari negatifnya namun tetap berpegan teguh pada norma-norma kebudayaan bangsa kita. Filter yang tepat dalam meminimalisasi dampak negative ini adalah nilai-nilai pancasila, agama, norma-norma kebudayaan, dan kepribadian bangsa.

Sumber

Ilmu Hubungan Internasional

Ilmu Hubungan Internasional sendiri dimulai ketika istilah ‘nation’ atau bangsa mulai ada. Ilmu Hubungan Internasional memakai kata atau istilah ‘nation’ atau bangsa, walaupun ilmu ini sebenarnya membahas tentang hubungan antar negara atau ‘state’ maupun non-negara atau ‘non-state’. Hubungan internasional berawal ketika sistem negara modern mulai dikembangkan, yaitu pada tahun 1968 di Perjanjian Perdamaian Westphalia, yang mengakhiri perang 30 tahun di eropa. Westphalia mendorong pembentukan konsep tentang kedaulatan negara, sehingga mendorong pula bangkitnya negara-negara nasional modern yang independen, pelembagaan diplomasi dan tentara. Dari perjanjian ini juga mulai muncul hukum internasional modern yang mengatur hubungan antar negara-negara, lahir atas masyarakat internasional yang didasarkan oleh negara-negara internasional.
Pentingnya hubungan antar negara dapat dirasakan pada awal perang dunia I. Perang dunia I pada tahun 1914-1918 yang mengakibatkan banyak korban yang berjatuhan, menimbulkan dampak tersendiri bagi masyarakatnya. Terjadinya perang pada masa itu membuat negara-negara dunia untuk selalu dapat menjalin kerjasama dan menjaga perdamaian. Sebelum Perang Dunia I, pembahasan hubungan internasional dimasukan dalam Fakultas sejarah, hukum dan filsafat. Dalam catatan sejarah bahwa teori diplomasi dan teori strategi ditafsirkan oleh para ahli negara dan ahli filsafat sebagai sifat alamiah manusia, perang dan keadilan.
Sementara itu para ilmuan sejak lama mempelajari fenomena sosial seperti hukum yang mengatur hubungan antar bangsa, hakekat kekuasaan, negara dan kedaulatan, masalah pengelolaan hubungan kekuasaan, dan pengembangan lembaga-lembaga Internasional. Dari berbagai studi ini muncullah pada abad 20 suatu bidang studi yang terorganisasi dan dimasukkan dalam kurikulum beberapa universitas di Amerika Serikat, yaitu bidang studi Hubungan Internasional.
Hubungan internasional pada mulanya bercita – cita ingin menciptakan keadaan yang lebih teratur. Pada tahun 1919, hubungan internasional mulai dilembagakan sebagai jurusan politik internasional di Universitas Wales di kota Aberystwythes. Dari sinilah perkembangan hubungan internasional mengawali perjalanannya sebagai ilmu.
Cita – cita awal dibentuknya jurusan hubungan internasional adalah untuk meniadakan perang dan berusaha menciptakan perdamaian di dunia ini. Tujuan yang idealis ini dipelopori oleh Presiden Amerika Serikat Woodrow Wilson setelah melihat dampak negatif dari Perang Dunia Pertama ( 1914-1918 ) bagi umat manusia, di mana perang hanyalah menghasilkan kematian dan penderitaaan baik itu bagi pihak pemenang maupun bagi pihak yang kalah perang. Menurut Wilson, cara untuk menciptakan perdamaian dan mencegah terjadinya kembali perang antarnegara besar adalah dengan membentuk kondisi dunia yang safe for democracy (Vasques, 1996). Kepercayaan Wilson dan para penstudi hubungan internasional pada saat itu akan rasionalitas manusia dan lembaga supranasional yang kemudian memuncul pendekatan yang pertama dalam Studi Hubungan Internasional yaitu idealisme. Pedekatan idealisme ini mendominasi Studi Hubungan Internasional pada periode 1920-an (R. Jackson dan G. Sorensen, 1999).
Keterkaitan Ilmu Hubungan Internasional dengan disiplin-disiplin ilmu lainnya sangat penting adanya, seperti politik, ekonomi, sejarah, hukum, filsafat, geografi, sosiologi, antropologi, psikologi, budaya, dan lain-lain. Hal ini dikarenakan hubungan international berusaha menganalisis serta merumuskan kebijakan luar negeri suatu negara tertentu, yang ditujukan untuk menghasilkan kepentingan nasional yang paling positif untuk negaranya, dan pasti akan melibatkan negara yang berbeda-beda. Sehingga keterkaitan Ilmu Hubungan Internasional dengan berbagai disiplin ilmu-ilmu sosial khususnya, tidak dapat dipisahkan.
Sejak berakhirnya perang dingin, studi hubungan internasional di hampir  semua universitas terkemuka di dunia, termasuk Indonesia, melakukan reorientasi, redefinisi dan reformulasi keberadaan studi hubungan internasional sebagai disiplin. Meski tidak semua berhasil keluar dengan jatidiri baru meyakinkan, tak pelak beberapa perubahan mewarnai perkembangan studi hubungan internasional periode ini. Yang mencolok, bila sebelumnya studi hubungan internasional fokus semata pada persoalan politik dan keamanan, memasuki periode itu kajian-kajian hubungan internasional menjadi lebih beragam, lebih interdisipliner dan lebih “global”.

sumber 

The Real University

http://maraatuscolicha.files.wordpress.com/2013/07/kampus3umm.jpg
 Di Indonesia banyak sekali perguruan tinggi baik yang negri maupun swasta masing-masing memiliki keunggulannya sendiri. Universitas muhammadiyah malang adalah perguruan tinggi yang memiliki banyak sekali keunggulan misalnya saja,UMM mendapat banyak sekali penghargaan tentang mutu pendidikan,bidang administrasi dan kemahasiswaan dan masih banyak lagi . tak hanya itu Universitas muhammadiyah malang juga selalu mempertahankan akriditasinya sehingga bisa dikatakan bahwa Universitas muhammadiyah malang tidak kalah  dengan perguruan negeri.
Selain keunggulan dalam bidang administrasi,kemahasiswaan dan pendidikan UMM juga unggul dalam memberikan fasilitas berupa:
  1. Fasilitas akademik : seperti ruang kuliah,laboratorium,perpustakaan
  2. Fasilitas non akademik : seperti pusat kegiatan mahasiswa, poliklinik, asrama mahasiswa
  3. Fasilitas penunjang : kampus, gedung perkantoran, balai dan aula, kendaraan, plasa internet, komunikasi, PLTMH, lahan parkir
  4. Fasilitas publik : masjid, hotel, pusat kesehatan, penerbitan umm, toko buku, bengkel sepeda motor, dome umm, rumah sakit, mall, spbu, kafetaria, pusat souvenir,toko.
  5. Fasilitas rekreatif : stadion, umm dome, lapangan basket, lapangan volley, lapangan futsal,lapangan bulutangkis,tenis meja,panjat tebing, kolam kano
sumber

Wonderful Bengkulu

Provinsi Bengkulu yang sama dengan nama ibu kotanya yaitu Bengkulu merupakan kota pesisir yang awalnya Bencoolen.

Bengkulu akan megingatkan Anda pada Sir Thomas Stamford Raffles yang diangkat oleh Kerajaan Inggris untuk menjadi Gubernur Bengkulu tahun 1818. Dia tiba di Bengkulu bulan Maret 1818 didampingi oleh isterinya Lady Sophia Raffles dan seorang Kepala Adat Jawa Raden Rana Dipura. Ketika Raffles tiba di Bengkulu dia menemukan Bengkulu yang luluh lantak akibat gempa bumi, oleh karena itu kota Bengkulu disebut dengan istilah “Tanah Mati”. Namun setelah itu, Raffles bersama-sama dengan rakyat Bengkulu membangun dan membangkitkan kembali Kota Bengkulu dari puing-puing Tanah Mati. Maka tidak mengherankan jika sisa pengaruh Inggris masih terasa sampai saat ini.

Bengkulu terletak di pesisir barat Pulau Sumatra dan berhadapan langsung dengan Samudera Indonesia. Bengkulu berada pada koordinat 300 45’ – 300 59’ LS dan 1020 14’ - 1020 22’ BT dengan luas wilayah 151,7 km². Penduduk yang mendiami kota ini berasal dari berbagai suku bangsa, di antaranya suku Melayu, Rejang, Serawai, Lembak, Bugis, Minang, Batak dan lain-lain.  Bengkulu memiliki obyek wisata yang beragam dari wisata alam, wisata bahari, wisata sejarah, dan wisata budaya.

Wisata alam yang dapat Anda kunjungi adalah Pantai Panjang, dimana Anda akan disambut pohon cemara rindang yang menghiasi sepanjang pantai. Ada juga Pantai Pasir Putih dekat pelabuhan Samudra Pulau Baii sekitar 19 km dari kota Bengkulu dengan pantainya yang bersih dan pasirnya yang putih. Di Pulau Tikus Anda dapat berwisata bahari sambil melihat pulau-pulau kecil yang mengitari dengan karang-karang yang indah.

Mengapa juga tidak Anda coba ke Danau Dendam Tak Sudah yang dikelilingi oleh perbukitan kecil dengan Bukit Barisan sebagai latar belakangnya. Di sini tumbuh Anggrek air Vanda hookeriana di sepanjang danau. Ketika musim bunga, maka Anda dapat nikmati bagaimana anggrek tersebut membuat danau menjadi indah menawan dan sejuk.

Bengkulu memiliki kekayaan flora unik seperti Raflessia arnoldy yang ditemukan pertama kali oleh Sir Thomas Raffles dan Dr. Arnoldy di Dusun Lubuk Tapi tahun 1818. Bunga ini adalah bunga terbesar di dunia berdiameter 100 cm. Bunga ini membutuhkan 6 sampai 8 bulan untuk tumbuh dan 15 hari setelah itu untuk berbunga. Keunikan dari bunga ini adalah tidak memiliki akar, daun dan batang. Tumbuhan ini termasuk parasit kerena memiliki klorofil dan haustoria yang mengeluarkan bau cukup menyegat busuk untuk menarik serangga. Bunga ini sering tumbuh dan ditemukan di Taba Penanjung I dan Taba Penanjung III  sekitar Bengkulu Tengah, daerah di wilayah kabupaten Kepahiang, dan daerah di wilayah kabupaten Rejang Lebong.
dikenal dengan nama

Ada juga bunga Kibut (Amorphopalus titanuum). Bunga ini sangat menarik dan cantik karena tidak memiliki batang tetapi memiliki bunga yang tingginya mencapai 3 m dan kuat tumbuh di atas tanah. Bunga ini tumbuh di sekitar Rejang Lebong mengelilingi Kepahiang, Bengkulu Utara, dan Bengkulu Selatan.

Bengkulu juga memiliki beragam tanaman anggrek di antaranya anggrek air atau Vanda hookeriana. Anggrek air ini hanya terdapat di Danau Dendam Tak Sudah terletak sekitar 5 km dari kota Bengkulu. Beberapa macam anggrek liar dan alami lainnya dapat Anda ditemukan di provinsi Bengkulu.

Bengkulu memiliki berbagai macam kekayaan hutan seperti kayu medang, meranti, rattan, dan damar. Sementara tanaman lainnya yang dibudidayakan oleh masyarakatnya adalah minyak sawit, getah karet, kopi, durian, jeruk, dan sayuran.

Di Bengkulu dapat juga Anda temukan upacara adat Tabot, yaitu upacara tradisional tentang kepahlawanan Husein cucu Nabi Muhammad yang gugur dalam peperangan melawan Yazid. Perayaan ini pertama kali dilakukan oleh Syeh Burhanuddin yang dikenal sebagai Imam Senggolo tahun 1685. Syeh Burhanuddin menikah dengan wanita Bengkulu dan kemudian anak, cucu, dan keturunannya disebut sebagai keluarga tabot. Upacara ini dilaksanakan 1 sampai 10 Muharram bulan Islam, karena itu Anda jangan sampai terlewat untuk menyesuaikan dengan tanggal Masehi saat mengunjungi Bengkulu. Upacara Tabot digelar setiap tahun. Ada juga upacara lainnya yang mengiringi Tabot seperti Upacara Mengambil Tanah, dilakukan tanggal 1 sampai 4 Muharram. Duduk Penjah setiap 5 Muharram, Menjara setiap 5-6 Muharram. Anak Jari-Jari dan Sorban setiap 7-8 Muharram. Arak Gedang setiap  9 Muharram dan Pembuangan Tabot setiap 10 Muharram.

Fauna yang ada di Bengkulu beraneka ragam seperti macan, kijang, gajah, monyet, dan rangkong. Ada juga tempat latihan hewan gajah yaitu di Way Kambas Elephant Training Center (ETC) di Seblat yang terletak di sebelah sungai Seblat, Putri Hijau, Bengkulu utara. Tempat latihan ini adalah salah satu dari tempat latihan yang ada di Indonesia (ETC lainnya ada di Lhokseumawe, Aceh; Sebangau, Riau; dan Sebokor, Sumatera Selatan). Untuk mengunjunginya Anda dapat menggunakan kendaraan roda empat. terletak 132 km dari Bengkulu atau sekitar 3 jam perjalanan.

Bengkulu memiliki taman laut sekitar Pulau Enggano, Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS), Taman Berburu di Gunung Nanu'ua, dimana hutannya yang masih alami yang terletak di pulau Enggano. Anda dapat berburu banteng liar, bore (babi liar), kijang, monyet, dan beberapa jenis hewan lainnya.

Sejarah

Sejarah Bengkulu kurang dikenal luas, bahwa duhulunya Bengkulu merupakan wilayah yang terdiri dari kerajaan-kerajaan kecil berdasarkan etnis seperti Kerajaan Sungai Serut, Kerajaan Selebar, Kerajaan Pat Petulai, Kerajaan Balai Buntar, Kerajaan Sungai Lemau, Kerajaan Sekiris, Kerajaan Gedung Agung, dan Kerajaan Marau Riang. Majapahit sempat menguasai seluruh Bengkulu, kemudian lepas setelah kerajaan besar ini runtuh. Sebagian wilayah Bengkulu juga pernah berada di bawah kekuasaan Kerajaan Inderapura abad ke-17.

Bengkulu kemudian dikuasai Inggris dan memonopoli lada, namun wabah malaria yang terus menerus membuat Inggris berpikir kembali untuk menguasainya dan menganggapnya bukan wilayah yang menjanjikan. Meski sebelumnya ketika Sir Thomas Stamford Raffles datang ke Indonesia tahun 1818 sebagai wakil kerajaan Inggris dan sukses mengembangkan perdagangan lada di Bengkulu dan memerintahkan masyarakat Bengkulu menanam kopi, pala dan tebu. Setelah Perjanjian London tahun 1824, Bengkulu diserahkan ke Belanda, dengan imbalan Malaka sekaligus penegasan atas kepemilikan Tumasik atau Singapura dan Pulau Belitung. Sejak perjanjian itu Bengkulu menjadi bagian dari Hindia Belanda.

Pada tahun 1930-an, Bengkulu sempat menjadi tempat pembuangan sejumlah aktivis pejuang kemerdekaan, termasuk Ir. Sukarno yang diasingkan ke sini tahun 1938-1941. Di masa inilah Sukarno berkenalan dengan Fatmawati yang kemudian menjadi isterinya.

Transportasi

Provinsi Bengkulu mudah diakses melalui transportasi darat, udara dan laut. Anda dapat menaiki bus langsung dari Medan, Padang atau Jakarta. Setiap hari ada banyak maskapai penerbangan terbang ke Bengkulu. Namun jika Anda ingin menggunakan transportasi laut maka ada kapal laut domestik dari Jakarta, Padang dan Medan yang berhenti di Pelabuhan Baai, Bengkulu.  

Masyarakat dan Budaya

Kebanyakan penduduk Bengkulu adalah  berbudaya Melayu dan kebiasaannya mirip dengan provinsi-provinsi di Sumatra. Masyarakat Bengkulu mengembangkan tulisan sendiri yang disebut dengan ka-ga-nga.

Bengkulu memiliki kerajinan tradisional batik besurek, yakni kain batik yang dihiasi huruf-huruf Arab gundul. Seni musiknya adalah Geritan, yaitu cerita sambil berlagu; Serambeak, yang berupa patatah-petitih; andi-andi, yaitu seni sastra yang berupa nasehat. Tari tradisionalnya adalah, antara lain, Tari Tombak Kerbau, Tari Putri Gading Cempaka, Tari Sekapur Sirih, Tari Pukek, Tari Andung, dan Tari Kejai.

Kuliner

Seperti halnya provinsi lain di Indonesia, Bengkulu juga memiliki masakan khas daerah yang nikmat dan terkenal, di antaranya adalah pendap, gulai tempoyak, dan bagar kambing. Sisihkan waktu Anda saat berkunjung ke Bengkulu untuk menyantap beberapa kuliner lezat tersebut.


Pendap adalah masakan lezat yang bahan utamanya olahan ikan segar yang dimasak dengan dibumbui rempah-rempah meliputi bawang putih, kencur, cabai, dicampur parutan kelapa muda. Ikan kaya bumbu ini kemudian dibungkus daun talas, lalu direbus selama tidak kurang dari 8 jam. Pendap paling enak dimakan bersama-sama sepiring nasi panas.


Gulai tempoyak atau lebih dikenal dengan tempoyak saja adalah hidangan yang terbuat dari durian segar yang difermentasi. Durian tersebut kemudian dimasak dengan menambahkan cabai dan garam. Meskipun tempoyak juga dikenal di daerah lain di Indonesia, di Bengkulu, tempoyak dicampur dengan udang dan bukannya ikan sebagaimana halnya di provinsi lain. Karena aroma tempoyak ini kuat dan menyengat, sebaiknya tempoyak digunakan sebagai bahan tambahan dalam hidangan lainnya.


Sementara itu, Bagar kambing adalah daging kambing yang dimasak bersama sejumlah rempah-rempah sebagai bumbu meliputi ketumbar, pala, lada, asam, laos, bawang putih, pasta cabai, dan kelapa sangrai.
Sumber

This All About Me


Pandu Arung Suryo Wibowo. yaaa itu merupakan salah satu kado terindah kelahiran saya.saya dilahirkan di Tulung Agung, Jawa Timur pada tanggal 17 Juli 1996. ya itu artinya bahwa sekarang saya berusia 18 tahun. udah gak bisa dibilang anak kecil lagi kan ?
 Ketika saya berumur 1 tahun, orang tua saya berpindah ke kediaman kakek dari ibu saya , tepatnya di Kel. Tangsi Baru Kec. Kabawetan Kab, Kepahiang Prov. Bengkulu. sehingga bisa dibilang bahwa saya lebih mengenal adat-istiadat maupun bahasa daerah bengkulu di bandingkan jawa. tapi, bukan berarti saya nggak ngerti bahasa jawa, justru orang tuaku megajarkannya di rumah.
nah, saya pernah menempuh pendidikan di SDN 04 Kabawetan, SMPN 2 Kabawetan, kemudian melanjutkan ke SMAN 1 Kabawetan (Excellent Class Program) dan sekarang sedang menempuh pendidikan S-1 Ilmu Hubungan Internasional di Universitas Muhammadiyah Malang.
Selama di SMA alhamdulillah banyak prestasi yang telah saya dedikasikan untuk sekolah tercinta, antara lain :
1. Duta Remaja Genre Putra Provinsi Bengkulu 2013
2. Juara 1 cipta Puisi tk. Prov. Bengkulu 2013
3. Juara 1 Cipta Puisi Tk. Kab. Kepahiang 2012
4. Juara 2 Baca Puisi Tk. Kab. Kepahiang 2013
5. Juara 1 Tari Kreasi Berpasanga Tk. Prov. Bengkulu 2014
6. Juara 3 Pensi Pik-R dan PIK-M Tk. Prov Bengkulu 2013
7. dan lain-lain.
mungkin itulah bentuk dedikasi saya untuk sekolah tercinta, dan mudah-mudahan bisa saya teruskan untuk Universitas tercinta ini. Amiin.

Kuliah Perdana Praktikum Prodi Ilmu Komunikasi UMM

Mahasiswa Prodi Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) kembali memperoleh pembekalan pra-parktikum. Mahasiswa yang telah memenuhi syarat mengambil mata kuliah praktikum itu diberi orientasi mengenai profesi komunikasi yang akan digelutinya kelak dengan bekal keterampilan teknis yang diperoleh dari laboratorium. Pembekalan berlangsung selama seminggu dimulai Sabtu (20/9) lalu di Laboratorium Komunikasi, lantai dasar UMM Dome.
Kepala Laboratorium Komunikasi UMM, Jamroji, M.Comm, menerangkan praktikum dibagi menjadi tiga konsentrasi, yakni Jurnalistik, Public Relations dan Komunikasi Audio Visual. Masing-masing konsentrasi memiliki setidaknya tiga mata paraktikum secara berkelanjutan yang diprogram secara optional. Mahasiswa harus mengambil salah satu konsentrasi dan mengikuti mata praktikum secara konsisten dari I sampai III. “Di luar tiga konsentrasi tersebut, ada pula mata praktikum yang harus diambil semua mahasiswa,” kata Jamroji.
Ditambahkannya, praktikum memang dirancang untuk memberi pemahaman, kemampuan analitis, pengalaman dan problem solving sehingga mahasiswa dapat menerapkannya di dunia kerjanya kelak. Selain itu, hasil-hasil praktikum diharuskan mencerminkan realitas dunia kerja sehingga tidak sekedar sebuah simulasi. Karya-karya mahasiswa praktikum harus memenuhi kriteria berfikir dan bekerja secara kreatif yang diuji oleh stakeholder. “Atau hasil arya meraka harus betul-betul menyelesaikan masalah atau dalam bentuk karya yang dapat dipublikasikan melalui media massa,” ujar Jamroji.
Menurut Ketua Prodi Komunikasi UMM, Sugeng Winarno, MA, muatan praktis di prodinya dirancang seimbang dengan kemampuan konseptual dengan perbandingan 40:60. Hal ini karena lulusan Sarjana Komunikasi (S.Ikom) nantinya harus menjadi tenaga profesional dan bukan sekedar amatiran atau tukang yang hanya menguasai teknis.
“Seorang profesional harus memiliki kemampuan manajerial dan konseptual, tetapi juga mengusai teknis. Jadi sarjana kami nanti disiapkan menjadi tenaga profesional yang tidak hanya bisa menulis, motret, presentasi atau sekedar nyuting, tetapi mereka paham betul mengenai teori, filosofi dan cara memimpin dan mengelola tim kerja dengan baik,” tegas Sugeng.
Pembekalan pra-praktikum kali ini menghadirkan narasumber yang diambil dari alumni dan praktisi di bidangnya. Praktikum Print Journalism menghadirkan redaktur Jawa Pos M Ilham Butsyianto, PR dengan praktisi PR Rizki Riswandi, Audio Visual dengan konseptor TV Rudi Lelono dan Online Journalism menghadirkan jurnalis Kompas.com Yatimul Ainun.
Untuk mengantisipasi bertambahnya peserta praktikum, Lab Komunikasi akan menambah dan mengupdate peralatan laboratorium. Jamroji mengatakan tahun ini pihaknya akan merombak desain lab dan memperbaharui seluruh peralatan lab sehingga lebih up to date sesuai tuntutan profesi komunikasi.
“Kami sudah melakuan kajian dan studi banding ke berbagai perusahaan dan media massa. Hasilnya sudah kami rancang untuk pengajuan perubahan total bentuk lab yang nanti menyerupai bentuk asli dunia kerja PR, Jurnalistik dan televisi,” janjinya. Pihak universitas disinyalir sudah menyetujui dana pembaharuan itu lebih dari Rp 2 Milyar. (nas)    

sumber :  http://www.umm.ac.id/id/umm-news-4252-praktikum-komunikasi-bekali-profesionalisme-mahasiswa.html
sumber